Pengertian
Organisasi
Pengertian organisasi adalah perkumpulan atau
wadah bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk
tujuan tertentu. Organisasi biasanya memanfaatkan suatu sumber daya tertentu
misalnya lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang, dan beberapa
sumberdaya lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut. Orang orang
yang terkumpul dalam sebuah organisasi sepakat untuk mencapai tujuan tertentu
melalui sumber daya secara sistematis dan rasional yang terkendali dan adanya
pemimpin organisasi yang akan memimpin operasional organisasi dengan terencana.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian
organisasi sebagai berikut :
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Struktur
Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen
(unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya
pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan
yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu
struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan,
saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi sangat penting untuk dapat
dipahami oleh semua komponen dalam rangka menciptakan sistem kerja yang efektif
dan efesien. Struktur organisasi merupakan deskripsi bagaimana organisasi
membagi pekerjaan dan melaksanakan tugas atau pekerjaannya dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. Struktur organisasi juga mengatur siapa yang
melaksanakan tugas dan pekerjaan itu. Selain membagi dan mengatur tugas dan
pekerjaan yang diemban oleh organisasi, struktur organisasi juga menggambarkan
hubungan organisasi secara internal maupun eksternal.
Definisi
Mannajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen
mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
“mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa
latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa
Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa
Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga
berasal dari bahasa Italia.Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa
Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi ini berarti bahwa seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini
belum ada keseragaman.
Definisi manajemen yg dikemukakan
oleh Daft (2003:4) sebagai berikut: “Management is the attainment of
organizational goals in an effective and efficient manner through planning
organizing leading and controlling organizational resources”. Pendapat
tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian
tujuan organisasi dgn cara yg efektif dan efisien lewat perencanaan
pengorganisasian pengarahan dan pengawasan sumberdaya organisasi.
Plunket dkk.(2005:5) mendefinisikan manajemen
sebagai “One or more managers individually and collectively setting and
achieving goals by exercising related functions (planning organizing
staffing leading and controlling) and coordinating various
resources (information materials money and people)”. Pendapat tersebut
kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau lbh manajer yg
secara individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dgn
melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan pengorgnisasian penyusunan staf
pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi
material uang dan orang).
Manajer sendiri
menurut Plunket dkk.(2005:5) merupakan people who are allocate
and oversee the use of resources jadi merupakan orang yg mengatur dan
mengawasi penggunaan sumber daya.
Lewis dkk.(2004:5) mendefinisikan manajemen
sebagai: “the process of administering and coordinating resources
effectively and efficiently in an effort to achieve the goals of the
organization.” Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen
merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber daya-sumber daya secara
efektif dan efisien sebagai usaha utk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Mary Parker Follet yg dikutip oleh
Handoko (2000:8) manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer
mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain utk
melaksanakan berbagai tugas yg mungkin diperlukan.
Menurut G.R Terry manajemen
sebagai suatu proses yang khas yang terdiri atas tindakan – tindakan
perencanaan,pengorganisasian,dan pengendalian yang dilaksanakan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang sudah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya ekonomi lainnya .
Menurut A.F.Stoner manajemen
adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-orang .
S.P.Hasibuan mengungkapkan manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu .
Prinsip
– Prinsip Manajemen
1. Pembagian Kerja (Division of Labour)
Pembagian kerja dalam suatu badan sangat diperlukan
untuk membedakan seseorang dalam suatu perusahaan, apakah ia pemimpin,
pelaksana, staf dan lain sebagainya. Baik buruknya pembagian kerja banyak
menentukan berhasil guna dan berdaya guna.
2. Kekuasaan (wewenang) dan Tanggung Jawab
(Authority and Responsibility)
Setiap pejabat/pimpinan dalam suatu badan tertentu
harus mempunyai kekuasaan dan tanggung jawab. Kekuasaan,
wewenang (authority) adalah hak untuk mengambil keputusan sehubungan
tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan yang dikerjakannya.
3. Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan sesuatu yang menjadi dasar bagi
kekuatan suatu badan atau perusahaan. Setiap pihak yang terlibat dalam suatu
badan harus ada kedisiplinan untuk melakukan suatu pekerjaan, menaati peraturan
yang dibuat oleh badan tersebut. Pimpinan harus dapat memberi teladan kepada
bawahan dengan jalan memenuhi peraturan dan perjanjian yang telah disepakati
sebelumnya.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Untuk memperlancar pencapaian tujuan, perlu adanya
kesatuan perintah dari atasan kepada bawahan atau seorang pegawai menerima
perintah dari seorang atasannya.
5. Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Dengan prinsip kesatuan arah dimaksudkan seorang
kepala dan pegawainya tidak boleh bertentangan antara satu sama lain dalam
mencapai suatu tujuan secara keseluruhan.
6. Kepentingan Individu Harus Berada di Bawah
Kepentingan
Umum ( Subordinate of Individual Interest to
General Interest) Prinsip ini dimaksudkan bahwa kepentingan umum atau
perusahaan secara keseluruhan harus berada di atas kepentingan pribadi.
7. Pembayaran Upah yang Adil (Remuneration of
Personal)
Dalam pemberian upah kepada pegawai harus adil atau
tidak berat sebelah, ada dasar-dasar objektif dalam menetapkan upah
masing-masing pegawai.
8. Pemusatan (Centralization)
Suatu wewenang dapat dipusatkan dan dapat
didelegasikan kepada pejabat-pejabat tertentu untuk memperlancar jalannya suatu
perusahaan.
9. Rantai Skalar atau Scalar Chain (Line
of Authority)
Dengan prinsip ini dimaksudkan bahwa garis wewenang
dalam suatu organisasi haruslah jelas.
10.Tata Tertib (Order)
Dalam melakukan suatu usaha harus ada ketertiban
baik secara material maupun orang-orang, sehingga ada aturan yang harus
dijalankan.
11.Keadilan (Equity)
Agar setiap bawahan setia kepada atasannya, maka
masingmasing atasan harus mempraktikkan keadilan yakni memberikan kepada setiap
orang apa yang menjadi haknya.
12.Stabilitas Pegawai (Stability of Tenure of
Personal)
Keberadaan pegawai harus dijaga kestabilannya,
jangan terlalu sering pergantian pegawai, baik karena pemindahan atau
pemecatan. Ketidakstabilan pegawai akan menimbulkan pertambahan biaya, baik
merekrut, melatih dan juga untuk pengawasan.
13.Inisiatif (Initiative)
Setiap orang atau pegawai diberi kesempatan untuk
mengungkapkan atau menjalankan inisiatif, baik mengenai cara kerja, prosedur
kerja atau menjalankan rencana baru dalam pekerjaannya.
14.Jiwa Kesatuan (Esprits de Corps)
Pada diri setiap pegawai atau manajer perlu
ditanamkan jiwa kesatuan atau kesetiaan pada kelompok, sehingga dapat bekerja
sama pada sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama.
Fungsi
manajemen
Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen
yang terkait erat di dalamnya. Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang
banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi
pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi
pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi
staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis
diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan
hasil manajemen yang maksimal.
Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau
pengertian masing-masing fungsi manajemen :
1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat
tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan
pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki
perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai
tujuan perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan
manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal
serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai
kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan
atau perbaikan jika diperlukan.
5.Ilmu dan Seni Manajemen
Suatu bidang pengetahuan yang baru berkembang sering
dipertanyakan apakah bidang pengetahuan tersebut sebagai ilmu (science), seni
(art), dan dapatkah dikategorikan sebagai profesi (professions)? Terhadap
manajemen sebagai satu bidang pengetahuan yag baru berkembang juga
dipertanyakan hal yang sama.Pertanyaan yang sering muncul apakah manajemen
adalah satu ilmu atau suatu seni, apakah teori ada, dan mengapa mazhab atau
pendekatan kepada teori dan pengetahuan manajemen.
a.Manajemen sebagai Seni
Manajemen sebagai praktik diakui sebagai suatu
seni.Bitel dan Bitel berpendapat: ”Managing,like all other practices,is an art.
It is know-how. It is doing things in the light of the realities of a
situation.” Seni adalah pengetahuan cara mengerjakan untuk mencapai suatu
hasil yang konkrit dan diinginkan.Seni adalah keterampilan yang dikuasai dengan
latihan sesuai sifat-sifat kepribadian orang bersangkutan; bakat
pribadi (persoal aptitude) atau keterampilan (skill).Cara meningkatkan
seni manajemen sama dengan cara meningkatkan seni yang lain yaitu melalui
pelatihan dan pengalaman dan akan lebih baik lagi jika memiliki bakat karena
pembawaan kodrati.Manajer harus memiliki seni bermanajemen (the art of
managing) yang tidak lain merupakan bakat pribadi atau keterampilan untuk
mengerjakan tugas.Menurut John A.
Seni adalah usaha manusiawi yang paling kreatif.
Jika kerjasama yang terorganisasi secara efisien dan efektif dihargai dan
dianggap penting, maka bermanajemen merupakan seni yang paling penting dari
semua seni.Tingkat seni yang dimiliki seseorang memungkinkan orang tersebut
menunjukkan penampilan yang khas dibandingkan dengan orang lain yang tidak
memiliki seni.Bahkan tujuan organisasi realtif dapat dicapai secara efektif dan
efisien apabila manajer memiliki keterampilan manajerial(managerial
skill).
Harus disadari,bahwa manajer yang mencoba
melaksanakan manajemen tanpa teori dan tanpa pengetahuan yang membentuk teori
itu harus percaya kepada keberuntungan,naluri atau kebiasaan masa lalu.Tetapi
dengan pengetahuan yang terorganisir dan metode ilmiah,manajer memiliki
kesempatan yang jauh lebih baik untuk suatu pemecahan masalah manajemen yang
baik dan dapat dilaksanakan.Tetapi juga hanya pengetahuan tentang prinsip atau
teori (ilmu) tidak akan menjamin praktik berhasil,sebab orang harus tahu bagaimana
memakainya(seni atau keterampilan).Karena tidak ada ilmu dimana segala-galanya
diketahui dan semua hubungan telah dibuktikan,maka ilmu tak dapat menjadi alat
komprehensif dari irang yang melakukan seni itu.
2.Manajemen sebagai Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan yang
diorganisasi.Karakteristik esensial dari setiap ilmu adalah bahwa pengetahua
yang disistematisir melalui penerapan metode ilmiah,Pengetahuan yang
menggunakan metode ilmiah dapat dikategoikan sebagai ilmu.Pengetahuan yang
telah disistematisir tersebut dapat digunakan untuk mendeskripsikan,menjelaskan
dan memprediksi fenomena empiris.Jika manajemen semata-mata diartikan sebagai
seni,maka akan sulit untuk menyusun pengetahuan manajemen secara sistematis dan
akan sukar mengajarkannya kepada orang lain dan menjelaskan fenomena manajerial
dengan menggunakan metode ilmiah.Manajemen mengandung aspek-aspek tertentu yang
mempunyai kekuatan orientasi ilmiah.Manajemen dapat disebut sebagai ilmu karena
ia manggunakan metode ilmiah dan teori dalam menjelaskan fenomena
manajerial.Dalam lapangan manajemen,peranan dari teori adalah memberikan satu
sarana tentang pengklasifikasian pengetahuan manajemen signifikan dan
bersangkutpaut.
Legitimasi manajemen sebagai ilmu (science) atau
badan pengetahuan (body of knowledge) baru berkembang pada awal abad 20,yang
dirintis oleh Fredrick Winslow Taylor dan Henry Fayol.Taylor,misalnya,dalam
buku Manajemen Ilmiah (Scientific Management) menyusun gagasan untuk
meningkatkan produktivitas kerja dengan menerapkan metode-metode ilmiah.Luther
Gullick sebagai konributor dan pelopor pendekatan proses manajemen juga
mengakui manajemen sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha
untuk memahami mengapa dan bagaimana orang-orang bekerjasama untuk mencapai
sasaran dan menjadikan sistem kerjasama ini lebih berguna bagi
kemanusiaan.Menurut Gullick,manajemen memenuhi syarat sebagai bidang
pengetahuan atau ilmu karena manajemen telah dipelajari beberapa waktu dan
disusun menjadi serangkaian teori walaupun teori tersebut masih terlalu umum
dan subjektif.Gullick yakin,bahwa bidang manajemen akan benar-benar menjadi
suatu ilmu kalau teori mampu menuntun manajer untuk menentukan apa yang harus
mereka lakukan dalam situasi tertentu dan memungkinkan mereka dapat meramalkan
akibat dari tindakan-tindakannya.
Sebagai ilmu,oleh karena itu,manajemen merupakan
suatu badan pengetahuan yang dapat dipelajari dan diajarkan (a teachable body
of knowledge) dan bahkan telah diinstitusionalisasikan menjadi disiplin
akademik dalam pendidikan formla disekolah,institut atau universitas.Juga telah
menjadi materi yang diberikan dilembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan
manajemen.Dengan demikian,pengetahuan manajemen atau penguasaan ilmu manajemen
dapat ditingkatkan melalui penelusuran buku-buku manajemen (yang didalamnya
terdapat teori,metode,dan pendekatan) dan pendidikan formal termasuk observasi
empiris tentang fenomena kerjasama organisasional.
Para pelaku manajemen atau manajer yang mencoba
menerapkan manajemen tanpa teori dan tanpa pengetahuan yang dibentuk oleh teori
itu,harus percaya kepada keberuntungan,naluri atau apa yang telah mereka
lakukan dimasa lalu.Sebaliknya,dengan pengetahuan manajemen yang
terorganisir,mereka mempunyai kesempatan yang jauh lebih baik untuk memecahkan
suatu masalah manajemen dengan baik dan dapat dilaksanakan.Jadi,manajemen
mempergunakan pengetahuan yang terorganisir ialah ilmu dan metode ilmiah dan
menerapkannya dalam realitas untuk mencapai hasil yang maksimum.Oleh karena itu
Bittel dan Bittel menulis:
But such management knowledge as is available can
certainly be used to improve managerial practice. Physicans without the
advantage of science would be little more than witch doctors. Executive who
attempt to manage without such management science as is available today must
trust to luck,intuition,or what they did in the past.
Dengan berkembangnya manajemen sebagai ilmu melalui
pengembangan berbagai teori dan teknologi manajemen bukan berarti mengurangi
bahkan menghilangkan seni manajemen (art of management). Manajemen sebagai ilmu
dan manajemen sebagai seni bukannya saling bertentangan,melainkan saling
melengkapi.Oleh karena itu semakin berkembang manajemen sebagai ilmu,seharusnya
seni manajemen juga demikian.Keduanya mesti ditingkatkan bersama-sama sehingga
pengembangan kemampuan bermanajemen didasarkan pada ilmu yang artistik
(artistic science) atau penerapan ilmu yang dilandasi oleh seni,dan seni yang
ilmiah (scientific art) atau penerapan seni yang berdasarkan ilmu.Seni
manajemen yang paling produktif selalu berdasarkan pengertian mengenai ilmu
manajemen dan ilmu-ilmu lain yang mendasarinya; sebaliknya ilmu manajemen yang
paling produktif selalu berdasarkan pengertian dan penerapan tentang seni
manajemen.Kombinasi antara seni dan ilmu manajemen tidak menunjukkan suatu
proporsi yang tetap,melainkan dalam proporsi yang bervariasi.Artinya,adakalanya
seni lebih dominan dari ilmu atau sebaliknya,tergantung pada situasi dan
masalah yang dihadapi dalam praktik manajerial.
Karena manajemen merupakan kombinasi dari seni dan
ilmu,maka untuk menjadi manajer efektif,harus memiliki seni atau keterampilan
manajemen dan ilmu atau pengetahuan tentang manajemen.Umumnya manajer efektif
cenderung menggunakan pendekatan ilmiah dalam strategi formulasi,sedangkan
dalam strategi implementasi dan evaluasi,bagaimanapun,manajer harus juga
menggunakan seni manajemen.Manajemen hanya mungkin dapat dilaksanakan secara
benar jika manajer memiliki ilmu sebagai landasan untuk bertindak secara
intuitif.Dengan demikian,knowledge (science) without skill (art) is
useless,skill (art) without knowledge (science) means stagnation,managing
without common sense is often wrong.Jadi,kunci untuk manajemen yang sukses
adalah kemampuan memadukan secara bersama-sama antara ilmu atau
pengetahuan,seni atau keterampilan,dan pikiran sehat kedalam apa yang disebut
kerangka kerja yang dapat dikerjakan (workable frame work).
Manajemen
dan Tata Kerja
Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana
(how) agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat
dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan
dengan tepat pula. Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses
kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping
itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :
· Menghindari
terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
· Menghindari
kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan.
· Menjamin
adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat. Jadi hubungan antara
manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti dibawah ini :
Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan
dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.
Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan
itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
Manajemen,
Organisasi dan Tata Kerja
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa organisasi, manajemen, dan tata kerja berkaitan satu sama lain. Manajemen
adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia.
Untuk melaksanakannya diperlukan organisasi sebagai wadah atau alat untuk
mencapai tujuan tersebut. Kemudian untuk mengetahui bagaimana kegiatan kerja
sama tersebut sebaiknya dilakukan, dibutuhkan Tata Kerja atau metode untuk
mencapainya dengan efisien dan tepat
Hubungan antara Manajemen, Organisasi, dan Tata
Kerja (ORGANISASI DAN METODE)
MANAJEMEN
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari
rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya
lainnya.Dalam mencapai tujuannya kegiatan manajemen harus dapat menyatukan tenaga,uang,metode,bahan,mesin
dan keahlian pemasaran serta segala fasilitas lainnya yang dibutuhkan,sehingga
apa yang diharapkan dapat tercapai dengan efektif.
ORGANISASI
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat
atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya uang, material, mesin, metode, lingkaran,
sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi.Sebuah organisasi dapat terbentuk
karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadapmasyarakat. Organisasi
yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat disekitarnya.
TATA
KERJA
Tata Kerja merupakan cara pekerjaan dengan benar dan
berhasil untuk mencapai tingkat efisien yang maksimal dengan mempertimbangkan
tujuan, fasilitas, tenaga kerja, waktu dan lain-lain yang tersedia.
HUBUNGAN
ANTARA MANAJEMEN,ORGANISASI dan TATA KERJA
Jadi dapat disimpulkan Hubungan Antara
Manajemen,Organisasi dan Tata Kerja adalah Manajemen adalah suatu proses yang
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan dan untuk mencapai tujuan tersebut di
perlukan ada nya suatu organisasi dan suatu tata kerja untuk mengatur jalan nya
organisasi dengan baik agar mendapatkan tujuan yang maksimal.
Hubungan Timbal balik antara Manajemen, Organisasi
dan tata kerja
a. Manajemen dan
Organisasi
Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan
melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya
hubungan timbale balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan
di pihak lain.
Untuk dapat mencapai tujuan terasebut maka perlu
dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungssional dapat diartikan
sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien
untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah
sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen
maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan
antara manajemen dan organisasi.
b. Manajemen dan Tata
Kerja
Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana
(how) agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat
dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan
dengan tepat pula.
Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa
proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis,
disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :
a) Menghindari terjadinya pemborosan di dalam
penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
b) Menghindari kemacetan-kemacetan dan
kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan.
c) Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan
koordinasi yang tepat.
Jadi hubungan antara manajemen dan tat kerja dapat
dilukiskan seperti dibawah ini :
Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses
kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai factor-faktor yang
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.
Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses
kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang
tersedia.
C. Manajemen,
Organisasi, dan Tata Kerja
Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara
ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
· Manajemen
: Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia.
· Organisasi
: Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan kerja sama.
· Tata
kerja : Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus
dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.
Dari konsep tersebut, jelaslah bahwa baik manajemen,
organisasi maupun tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan.
Fungsi
Satuan Organisasi dan Metode
Organisasi adalah sekumpulan orang atau badan yang
mempunyai tujuan yang sama. Pandangan umum organisasi dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
a. Sebagai wadah : tempat dimana kegiatan manajemen dijalankan.
b. Sebagai proses : memperhatikan interaksi/kerja sama antar orang-orang yang menjadi anggota organisasi
tersebut :
1. hub. formal = hubungan yang ditetapkan secara resmi oleh top manajemen.
2. hub. informal = mempunyai 3 peranan :
1) sarana komunikasi.
2) mengatur jalannya kerja
3) kebebasan bertindak oleh anggota organisasi tersebut.
c. Sebagai sistem :
1. sistem sosial (antar sesama manusia).
2. sistem fungsional (antar fungsi-fungsi yang dikaitkan secara tertentu dan integral untuk
tercapainya suatu tujuan).
3. sistem komunikasi (sistem tata saluran/arus informasi dalam organisasi).
a. Sebagai wadah : tempat dimana kegiatan manajemen dijalankan.
b. Sebagai proses : memperhatikan interaksi/kerja sama antar orang-orang yang menjadi anggota organisasi
tersebut :
1. hub. formal = hubungan yang ditetapkan secara resmi oleh top manajemen.
2. hub. informal = mempunyai 3 peranan :
1) sarana komunikasi.
2) mengatur jalannya kerja
3) kebebasan bertindak oleh anggota organisasi tersebut.
c. Sebagai sistem :
1. sistem sosial (antar sesama manusia).
2. sistem fungsional (antar fungsi-fungsi yang dikaitkan secara tertentu dan integral untuk
tercapainya suatu tujuan).
3. sistem komunikasi (sistem tata saluran/arus informasi dalam organisasi).
Ciri-ciri
Organisasi
Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat
dengan peraturan yang ada. Organisasi bisa disebut juga sebagai wadah atau
tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama. Adapun ciri-ciri dari organisasi adalah :
· Adanya
komponen ( atasan dan bawahan)
· Adanya
kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang
· Adanya
tujuan
· Adanya
sasaran
· Adanya
keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
· Adanya
pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas
Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah
organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
· Formalitas,
merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis
daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan,
tujuan, strategi, dan seterusnya.
· Hierarkhi,
merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan
wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang
memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada
anggota biasa pada organisasi tersebut.
· Besarnya
dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak
anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung
(impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa
eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam
organisasi itu. Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki
beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu.
Diantaranya ádalah:
· Rumusan
batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan
diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan
keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional
sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan
bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
· Memiliki
identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat
sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan
informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat
organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
· Keanggotaan
formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran
serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati
bersama.
Unsur
–unsur Organisasi
· Manusia
(Man).
Manusia merupakan faktor terpenting organisasi
karena:
ü Manusia merupakan mahluk tuhan yang
paling sempurna.
ü Manusia mempunyai rasio/akal.
ü Faktor-faktor lain yang dimiliki
organisasi hanya mempunyai arti dan bermanfaat apabila manusia mampu
mengelolanya dengan baik.
ü Manusia mempunyai kemauan dan kemampuan
untuk berbuat dan membangun.
· Kerjasama.
· Tujuan
Bersama.
· Peralatan
(Equipment).
· Lingkungan.
· Kekayaan
alam.
· Kerangka/Konstruksi
mental
Secara garis besar organisasi mempunyai tiga unsur
yaitu :
· Manusia.
· Kerjasama.
· Tujuan
bersama-sama.
Dari ketiga unsur tersebut saling terkait dan
mempunyai satu kesatuan. dari berbagai macam teori organisasi yang di kemukakan
oleh para ahli tidak ada satu pun yang memiliki kebenaran mutlak. dan antara
teori organisasi yang satu dengan yang lain saling melengkapi.
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur
tertentu, yang antara lain sebagai berikut:
· Sebagai
wadah atau tempat untuk bekerja sama.
· Proses
kerja sama sedikitnya antara dua orang
· Jelas
tugas dan kedudukannya masing-masing
· Ada
tujuan tertentu
Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling
dasar adalah :
· Harus
ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
· Harus
ada orang-orang yang bekerja sama.
· Kedudukan
dan tugas masing-masing orang harus jelas.
· Harus
ada tujuan bersama yang mau dicapai.
Unsur
–unsur Organisasi
· Manusia
(Man).
Manusia merupakan faktor terpenting organisasi
karena:
ü Manusia merupakan mahluk tuhan yang
paling sempurna.
ü Manusia mempunyai rasio/akal.
ü Faktor-faktor lain yang dimiliki
organisasi hanya mempunyai arti dan bermanfaat apabila manusia mampu
mengelolanya dengan baik.
ü Manusia mempunyai kemauan dan kemampuan
untuk berbuat dan membangun.
· Kerjasama.
· Tujuan
Bersama.
· Peralatan
(Equipment).
· Lingkungan.
· Kekayaan
alam.
· Kerangka/Konstruksi
mental
Secara garis besar organisasi mempunyai tiga unsur
yaitu :
· Manusia.
· Kerjasama.
· Tujuan
bersama-sama.
Dari ketiga unsur tersebut saling terkait dan
mempunyai satu kesatuan. dari berbagai macam teori organisasi yang di kemukakan
oleh para ahli tidak ada satu pun yang memiliki kebenaran mutlak. dan antara
teori organisasi yang satu dengan yang lain saling melengkapi.
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur
tertentu, yang antara lain sebagai berikut:
· Sebagai
wadah atau tempat untuk bekerja sama.
· Proses
kerja sama sedikitnya antara dua orang
· Jelas
tugas dan kedudukannya masing-masing
· Ada
tujuan tertentu
Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling
dasar adalah :
· Harus
ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
· Harus
ada orang-orang yang bekerja sama.
· Kedudukan
dan tugas masing-masing orang harus jelas.
· Harus
ada tujuan bersama yang mau dicapai.
Teori
Organisasi
Manusia adalah mahluk social yang cinderung untuk
hidup bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam
mencapai sautu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka
tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang
mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi. Beberapa definisi tentang
Organisasi:
Menurut ERNEST DALE:
Organisasi adalah
suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan
pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari
orang-orang dalam suatu kerja kelompok.
Menurut CYRIL SOFFER:
Organisasi adalah
perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu
system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi
tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.
Menurut KAST & ROSENZWEIG:
Organisasi adalah sub
system teknik, sub system structural, sub system pshikososial dan sub system
manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang berorenteasi
pada tujuan.
Definisi
UMUM:
“Kelompok orang yang
secara bersama-sama ingin mencapai tujuan”
CIRI-CIRI
ORGANISASI:
Ø Lembaga
social yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan.
Ø § Dikembangkan
untuk mencapai tujuan
Ø § Secara
sadar dikoordinasi dan dengan sengaja disusun
Ø § Instrumen
social yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat diidentifikasi.
TEORI
ORGANISASI KLASIK
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional”
atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad
19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang
tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk
mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
Dalam teori ini organisasi digambarkan seperti toet
piano dimana masing-masing nada mempunyai spesialisasi (do.. re.. mi.. fa..
so.. la.. si..) dimana apabila tiap nada dirangkai maka akan tercipta lagu yang
indah begitu juga dengan organisasi.
Dikatakan teori mesin karena organisasi ini
menganggab manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan
digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin. Defisi Organisasi menurut Teori Klasik:
Organisasi merupakan struktur hubungan,
kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,
komunikasi dan factor-faktor lain apabila orang bekerja sama.
Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan
anatomi organisasi formal. Empat unsure pokok yang selalu muncul dalam
organisasi formal:
Ø Sistem
kegiatan yang terkoordinasi
Ø Kelompok
orang
Ø Kerjasama
Ø Kekuasaan
& Kepemimpinan
Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu
organisasi tergantung pada empat kondisi pokok: Kekuasaan) Saling
melayani) Doktrin) Disiplin)
Sedangkan yang dijadikan tiang dasar penting dalam
organisasi formal adalah:
Ø Pembagian
kerja (untuk koordinasi)
Ø Proses
Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
Ø Struktur
(hubungan antar kegiatan)
Ø Rentang
kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).
Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran:
Ø BIROKRASI
: Dikembangkan dari Ilmu Sosiologi
Ø ADMINISTRASI
: Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Makro sebuah
organisasi.
Ø MANAJEMEN
ILMIAH) Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Mikro
sebuah organisasi.
Semua teori diatas dikembangkan sekitar tahun
1900-1950. Pelopor teori ini kebanyakan dari sebuah negara berbentuk kerajaan
“Mesir, Cina & Romawi”.
Ø TEORI
BIROKRASI
Dikemukakan oleh “MAX WEBER” dalam buku “The
Protestant Ethic and Spirit of Capitalism” dan “The Theory of Social and
Economic Organization”. Istilah BIROKRASI berasal dari kata LEGAL_RASIONAL:
“Legal” disebakan adanya wewenang dari seperangkat
aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas. Sedangkan
“Rasional” karena adanya penetapan tujuan yang ingin dicapai.
Karekteristik-karekteristik birokrasi menurut Max Weber:
© Pembagian
kerja
© Hirarki
wewenang
© Program rasional
© Sistem
Prosedur
© Sistem
Aturan hak kewajiban
© Hubungan
antar pribadi yang bersifat impersonal
Ø TEORI
ADMINISTRASI
Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall
Urwick dari Eropa dan James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika.
HENRY FAYOL (1841-1925):
Seorang industrialis asal Perancis tahun 1916 menulis sebuah buku “Admistration
industrtrielle et Generale” diterjemahkan dalam bahasa inggris 1926 dan baru
dipublikasikan di amerika 1940.
TEORI MODERN
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat
ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern
sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang
memadukan antara teori klasik dan neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat
bahwa semua unsure organisasi sebagai satu kesatuan yang saling
bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang
berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system
terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat
bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.
TEORI MODERN vs TEORI KLASIK
a. Teori
Klasik memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi sedangkan
Teori Modern menekankan pada perpaduan & perancangan sehingga terlihat
lebih menyeluruh.
b. Teori Klasik
membicarakan konsep koordinasi, scalar, dan vertical sedangkan Teori Modern
lebih dinamis, sangat komplek, multilevel, multidimensi dan banyak variable
yang dipertimbangkan.
· Organisasi
Niaga
Pengertian Organisasi Niaga. Organisasi niaga
adalah organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
Macam-macam organisasi niaga
· Perseroan
Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas dahulu disebut Naamloze
Vennootschaap (NV), yaitu suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang
memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya.
Perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan
tanpa perlu membubarkan perusahaan. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu
saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham memiliki tanggung
jawab yang terbatas yaitu sebanyak saham yang dimiliki.
Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan
perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para
pemegang saham. Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan maka keuntungan
tersebut dibagi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Perseroan Terbatas ada 3 macam yaitu PT Terbuka, PT
Tertutup dan PT Kosong.
Perbedaannya:
· PT
Terbuka menjual saham kepada masyarakat umum melalu pasar modal (go
public)dan setiap orang berhak membeli saham perusahaan tersebut.
· PT
Tertutup modalnya berasal dari kalangan tertentu saja, misal dari kalangan
kerabat atau keluarga dan tidak dijual ke umum.
· Sedangkan PT
Kosong adalah perseroan terbatas yang tidak memiliki kegiatan apa-apa
tetapi telah memiliki izin usaha dan izin lainnya.
· Persekutuan
Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer atau biasa disebut
CV (Commanditaire Vennootscap) adalah suatu persekutuan yang
didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang
kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak
sebagai pemimpin. Bentuk CV dibagi menjadi 3 yaitu CV Murni, CV Campuran dan CV
Bersaham.
· CV
Murni hanya terdapat satu sekutu komplementer, yang lain merupakan sekutu
komanditer.
· CV
Campuran terbentuk dari suatu firma yang membutuhkan tambahan modal.
Dimana sekutu firma tersebut menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain
menjadi sekutu komanditer.
· CV
Bersaham adalah CV yang mengeluarkan saham yang tidak dapat
diperjualbelikan. Sekutu komplementer maupun komanditer mengambil satu saham
atau lebih.
· Joint
Ventura
Joint Ventura atau Perusahaan Patungan adalah sebuah
kesatuan yang dibentuk antara 2 pihak atau lebih untuk menjalankan kegiatan
ekonomi bersama. Perusahaan ini umumnya untuk suatu proyek khusus saja dan bisa
berupa badan hukum, kemitraan atau struktur resmi lainnya bergantung pada
jumlah pertimbangan seperti pertanggungjawaban pajak dan kerugian.
· Koperasi
Koperasi adalah suatu jenis badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan kekeluargaan. Tujuan
koperasi adalah mensejahterakan anggotanya (menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 1).
Jenis-jenis koperasi antara lain:
· Koperasi
simpan pinjam, yaitu koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman.
· Koperasi
konsumen, yaitu koperasi yang beranggotakan para konsumen dengan menjalankan
kegiatan jual beli barang konsumen.
· Koperasi
produsen, yaitu koperasi yang beranggotakan para pengusaha UKM dengan
menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.
· Koperasi
pemasaran, yaitu koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk atau jasa
koperasi anggotanya.
· Koperasi
jasa, yaitu koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.
· Kartel
Kartel adalah kelompok produsen mandiri yang
bertujuan menetapkan harga, membatasi suplai dan kompetisi.
· Organisasi
Sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang
dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan
bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri. Berdasarkan sifat resmi tidaknya, dikenal ada dua
jenis organisasi sebagai berikut :
· Organisasi
Formal
Organisasi formal sifatnya lebih teratur, mempunyai
struktur organisasi yang resmi, serta perencanaan dan program yang akan dilaksanakan
secara jelas. contohnya : OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), PSSI
(Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan
lain-lain.
· Organisasi
Informal
Karena sifatnya tidak resmi, pada organisasi ini
kadangkala struktur organisasi tidak begitu jelas/bahkan tidak ada. Begitu juga
dengan perencanaan dan program-program yang akan dilaksanakan tidak dirumuskan
secara jelas dan tegas, kadang-kadang terjadi secara spontanitas.Contohnya
: kelompok pecinta puisi disekolah, fans club suatu grup musik, dan lain
sebagainya.
· Organisasi
regional dan Internasional.
· Organisasi Regional
Berikut merupakan sari pemikiran yang dirangkum dari
tulisan J. G. Merrills, “Regional Organizations”, dalam bukunya, “International
Dispute Settlement”, Bab 11, Hal. 279-307 yang diterbitkan olehCambridge
University Press di New York, Amerika Serikat, pada tahun 2005. Pada bab
ini, Merrills memusatkan pembahasannya pada Organisasi Regional dan aspek-aspek
yang berkaitan dengan penyelesaian konflik regional, seperti; peran Organisasi
Regional dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi antara negara-negara
anggotanya; batas kemampuan Organisasi Regional dalam upaya penyelesaian
sengketa; proses ajudikasi; dan pola hubungan yang terbentuk antara Organisasi
Regional dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya Dewan
Keamanan.
· Ruang
Lingkup Organisasi Regional
Peran yang dimainkan oleh organisasi-organisasi
regional sangat berbeda bergantung pada karakteristik organisasi tersebut.
Karakteristik ini dipengaruhi oleh faktor geografis, ketersediaan sumber-sumber
dan struktur organisasi. Perbedaan faktor-faktor ini akan mempengaruhi bentuk
Organisasi Regional dan organ-organ yang menopangnya. Perbedaan karakter ini juga
nantinya akan berpengaruh pada mekanisme dan prosedur penyelesaian konflik yang
ditempuh untuk menyelesaikan sengketa antara anggota dalam sebuah Organisasi
Regional.
Uni Eropa, Organisasi Regional paling maju saat ini,
memiliki European Court of Justice, organ khusus yang bertanggung jawab
atas setiap upaya penyelesaian sengketa antara negara-negara anggota Uni Eropa,
yang yurisdiksinya mencakup seluruh negara anggota, organ-organ penting dalam
masyarakat dan warga negara sah dari negara-negara anggota. Hal ini dijelaskan
dalam the Treaty of Amsterdam (1997) yang mulai diberlakukan pada
tahun 1999.
Fakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic
Treaty Organisation – NATO) yang didirikan pada tahun 1949 juga memiliki
prosedur penyelesaian konflik antara negara-negara anggotanya. Pada 1956, organ
utama NATO, Dewan Atlantik Utara, merumuskan suatu komitmen yang menggariskan
bahwa, sengketa yang tidak dapat diselesaikan melalui jalur negosiasi langsung
harus disampaikan dan dibahas dengan prosedur dan dalam forum NATO sebelum
dibawa ke organisasi internasional di luar NATO. Resolusi tersebut juga
menyebutkan bahwa Sekjen maupun negara-negara anggota memiliki hak dan
kewajiban untuk meminta perhatian dewan mengenai ancaman-ancaman yang dapat
mempengaruhi solidaritas dan efektifitas aliansi. Lebih lanjut, Sekjen
diberikan wewenang sebagai fasilitator yang dimandatkan untuk menyelenggarakan
penyelidikan, mediasi, atau arbitrasi bagi negara-negara anggota yang
berkonflik.
Fakta Warsawa yang didirikan oleh Uni Soviet dan
meliputi sebagian besar Eropa Timur, memiliki suatu wadah kerjasama ekonomi
yang didirikan pada 1949, yaitu Council for Mutual Economic Aid, namun
tanpa sebuah organ penyelesaian sengketa. Organisasi ini kemudian hancur
seiring runtuhnya Uni Soviet dan berakhirnya Perang Dingin dan digantikan
olehCommonwealth of Independent States (CIS) yang dipimpin oleh Federasi
Rusia.
Banyak Organisasi Regional lain yang
masing-masingnya memiliki prosedur penyelesaian sengketa tersendiri yang
dirumuskan dengan berpedoman pada perjanjian yang telah disepakati oleh
negara-negara anggotanya, seperti; Conference on Security and Cooperation
in Europe(CSCE) yang kemudian berubah menjadi Organization for Security
and Cooperation in Europe (OSCE); Organization of American
States (OAS) dengan ketentuan penyelesaian konflik yang tertuang jelas
dalam Pakta Bogota; Organization of African Union (OAU);
dan Organization of the Islamic Conference (OIC), yang
masing-masingnya memiliki organ tersendiri dalam upaya penyelesaian sengketa
yang terjadi antara negara-negara anggotanya.
Sekitar empat dekade yang lalu, organisasi
internasional identik dengan sudut pandanggovernment-oriented karena dalam
melakukan hubungan internasional yang berperan aktif adalah aktor negara yang
dalam hal ini merupakan perwakilan resmi dari sebuah negara. Namun, ternyata
pola diplomasi abad 21 sangat berbeda dengan masa-masa empat dekade yang lalu
karena saat ini peran aktor-aktor non negara juga sangat aktif seperti Multi
National Corporations (MNCs), individu, dan International Non-Governmental
Organizations (InGOs). Atas dasar hal-hal di atas, klasifikasi organisasi
internasional pun menjadi beragam sesuasi dengan tujuannya ada yang yang
berorientasi umum dan ada pula yang lebih khusus.
Ada begitu banyak ahli hubungan internasional yang
mengemukakan pendapat mereka mengenai definisi organisasi internasional dan
dari berbagai pendapat yang mereka kemukakan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan karena hampir secara keseluruhan memasukkan unsur keanggotaan,
tujuan, dan struktur. Berikut definisi dari organisasi internasional:
”International Organization can be defined as a
formal, continous structure established by aggreement between members
(governmental and/or non-governmental) from two or more sovereign states with
the aim of pursuing the common interest of the membership.”
Faktor-faktor lain yang diasosiasikan dengan
kebanyakan organisasi internasional: institusi mereka biasanya terdiri dari
pertemuan paripurna dari keseluruhan anggota (biasa disebut majelis atau
konferensi), sebuah pertemuan secara teratur oleh segelintir anggota (biasanya
berkaitan dengan power pada organisasi tersebut), dan sebuah
sekretariat permanen untuk mendukung kegiatan administratif organisasi
internasional tersebut. Bagaimanapun juga keberadaan organisasi internasional
ini pasti bertujuan untuk memberikan keuntungan pada anggotanya.
· Klasifikasi
Organisasi Internasional
Memasuki abad ke-21, terjadi dekolonialisasi
besar-besaran di dunia yang melahirkan begitu banyak negara-negara baru dengan
ideologi dan national interest yang berbeda-beda. Ternyata dengan
adanya fenomena kemerdekaan negara-negara tersebut menstimulasi pertumbuhan
organisasi-organisasi di berbagai konsentrasi pula. Pada tahun 1909 tercatat
ada 37 organisasi internasional, kemudian 50 tahun kemudian yaitu pada tahun
1956 jumlahnya naik menjadi 132, 154 pada 1960, 280 pada 1972, 337 pada 1980,
341 pada 1987, dan lebih dari 350 organisasi internasional pada tahun
1996. Jumlah ini merupakan pencerminan petingnya peran dan fungsi
organisasi internasional dalam kehidupan masyarakat dunia.
Pada kesempatan ini akan dijelaskan klasifikasi
organisasi internasional berdasarkan Clive Archer di mana organisasi
internasional dibedakan berdasarkan tiga kriteria yaitu keanggotaan, tujuan dan
aktivitas, serta struktur organisasi internasional. Berdasarkan tiga kriteria
yang disebutkan di atas, kita akan mampu membedakan keberagaman konsep antara
satu organisasi dengan organisasi lainnya.
· Keanggotaan
Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya bahwa saat
sekarang ini tidak hanya aktor negara yang bisa menjadi anggota organisasi
internasional, tetapi aktor-aktor non negara pun bisa menjadi anggota
organisasi internasional. Negara berdaulat tidak mutlak menjadi satu-satunya
anggota organisasi internasional karena lahirnya banyak aktor-aktor lain yang
juga berperan. Oleh sebab itu, ada begitu banyak organisasi internasional yang
memberikan manfaat bagi anggotanya sesuai dengan kepentingan bersama organisasi
internasional tersebut.
Berikut ini kami akan menjabarkan klasifikasi
organisasi internasional berdasarkan perbedaan dalam hal keanggotan:
· Intergovernmental
Organizations (IGOs): Keanggotaannya terdiri atas negara-negara berdaulat,
namun bisa juga terdiri atas negara bagian di mana negara induk negara bagian
tersebut mengizinkan negara bagiannya untuk ikut dalam organisasi
internasional. Amerika Serikat dan Rusia adalah negara yang tidak mengizinkan
adanya interstatesuntuk mengikuti organisasi internasional sementara
Swedia adalah negara yang memperbolehkan Maka ada juga yang
memasukkan interstates ke dalam jenis Intergovernmental Organization
contohnya International Telecommunication Union (ITU), the Universal Postal
Union (UPU), dan lain-lain.
· Transnational
Organizations (TNOs): Suatu organisasi internasional disebut sebagai bagian
dari TNOs adalah saat keanggotannya memiliki aktor non negara. TNOs dibagi
kembali menjadi beberapa jenis, yaitu:
§ Genuine NGOs: TNOs yang
keanggotaannya hanya terdiri dari aktor non negara.
§ Hybrid NGOs: TNOs yang
keanggotaannya terdiri dari aktor negara dan aktor non negara.
§ The Transgovernmental
Organizations (TGO): TNOs yang keanggotaannya terdiri dari aktor-aktor
pemerintah tetapi tidak diatur oleh kebijakan luar negri pusat negara mereka.
§ Bussiness International Nongovernmental
Organizations (BINGOs): TNOs yang lebih dikenal dengan istilah Multi
National Corporations (MNCs) merupakan badan usaha raksasa yang memiliki
cabang di berbagai negara sehingga setiap kebijakannya tidak hanya ditentukan
oleh satu negara.
Sumber :
http://idhoidhoy.blogspot.com/2012/10/klasifikasi-pengertian-organisasi-niaga.html
Disusun Oleh : Ridho Warisman (1KA07) [NPM: 17113629]
"semoga bermanfaat dan menambah wawasan anda"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar