Kamis, 19 November 2015

DIKSI, KALIMAT, ALINEA, DAN KARYA ILMIAH

DIKSI
Dalam berkomunikasi kita menggunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan apa yang ingin kita utara kan. Berbicara memang hal yang mudah, namun kita juga harus memperhatikan aturan-aturan yang ada dalam suatu bahasa dan bagaimana cara penyampaiannya secara benar. Yang kita harus perhatikan yaitu, dengan siapa kita berbicara, pada situasi formal atau non formal, pemilihan bahasa yang akan di gunakan dan termasuk pilihan kata yang tepat. Dalam kesempatan kali ini, akan di bahas mengenai bagaimana menggunakan kata-kata atau kosakata yang tepat dalam bahasa yang biasa di sebut dengan diksi atau pilihan kata.

Pengertian Diksi
Diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat makna dari suatu gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan aturan-aturan berbahasa yang ada dalam suatu lingkungan masyarakat.
Diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu maksud kepada lawan bicara, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau pembendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

Fungsi diksi
  1. Adapun fungsi dari diksi antara lain sebagai berikut :
  2. Memudahkan pembaca atau pendengar untuk memahami secara benar apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis
  3. Untuk mencapai target komunikasi yang efektif
  4. Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
  5. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

Syarat-syarat pemilihan kata (diksi)
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
  1. Dalam pemilihan kata haruslah tepat agar gagasan yang akan di sampaikan dapat tersampaikan secara jelas
  2. Dapat di bedakan secara jelas mana makna denotasi dan mana makna konotasi
  3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
  4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri.

Macam macam hubungan makna
1.            Sinonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2.            Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
3.            Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
4.            Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5.            Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6.            Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
7.            Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
8.            Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.

KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.

Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.    Kalimat Tunggal
2.    Kalimat Majemuk
  • Kalimat majemuk setara
  • Kalimat majemuk rapatan
  • Kalimat majemuk bertingkat
  • Kalimat majemuk campuran
3.    Pola Kalimat
  • Kalimat Dasar Perpola S P
  • Kalimat Dasar Perpola S P O
  • Kalimat Dasar Perpola S P Pel
  • Kalimat Dasar Perpola S P O Pel
  • Kalimat Dasar Perpola S P K
  • Kalimat Dasar Perpola S P O K
  • Kalimat Dasar Perpola S P Pel. K
  • Kalimat Dasar Perpola S P O Pel. K
4.    Kalimat Pasif dan Negatif
  • Kalimat Pasif
  • Subyek sebagai kata ganti orang
  • Subyek bukan sebagai kata ganti orang
  • Kalimat Negatif
ALINEA
Paragraf / Alinea adalah kesatuan pikiran yang mengungkapkan ide pokok yang berbentuk dalam rangkaian kalimat yang berkaitan dengan bentuk (kohesi) dan makna (koherensi).

Bentuk Paragraf :
  1. Deduktif : inti paragraf berada di awal paragraf
  2. Induktif : inti kalimat berada di kalimat terakhir
  3. Campuran : inti paragraf di kalimat pertama dan terakhir
  4. Ineratif : inti paragraf di tengah-tengah paragraf

Jenis Paragraf : 
  1. Paragraf Narasi : penceritaan suatu kejadian secara runtut sesuai urutan waktu
  2. Paragraf Deskripsi : paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci
  3. Paragraf Persuasi : jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan bukti dan fakta (benar-benar terjadi)
  4. Paragraf Eksposisi : karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca
  5. Paragraf Argumentasi : sebuah paragraf yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan

KARYA ILMIAH
Karya ilmiah (bahasa inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Tujuan Karya Ilmiah
  1. Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  2. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  3. Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  4. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah
  1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
  2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
  3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
  4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis
  5. Memperoleh kepuasan intelektual
  6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
  7. Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Minggu, 11 Oktober 2015

Ragam Bahasa dan Fungsi Bahasa

Arti, Fungsi, dan Ragam Bahasa

Arti Bahasa

Bahasa adalah sistem lambing bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.

Bahasa adalah sistem lambing bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya.

Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh angota suatu masyarakat bahasa untuk berkominikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama.

Bahasa menurut Ensiklopedi NasionalIndonesia adalah suatu sistemm tanda bunyi yang secara sukarela dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.

Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Sitem tersebut mencakup unsur-unsur berikut. Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya. Sistem lambang tersebut bersifat konvesional yang ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan. Lambang-lambang tersebut bersifat arbiter (kesepakatan) digunakan secara berulang dan tetap. Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif. Artinya, dengan sistem yang sederhana dan jumlah aturan yang terbatas dapat menghasilakan jumla kata, frasa, klausa, kalimat, paragraph, dab wacana yang tidak terbatas jumlahnya. Sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lambang lain. Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal. Semua bahasa sama rumitnya. Hal ini merupakan bagian dari kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang memakai bahasa itu. Oleh karena itu, semua bahasa sama baiknya dengan bahasa yang lain dan tidak ada yang secara intrinsik lebih baik atau lebih buruk dari bahasa yang lain.


 Fungsi Bahasa Indonesia Secara Umum
                  Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
  

Fungsi Bahasa Indonesia Secara Khusus

      1. Bahasa Nasional
Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari “Sumpah Pemuda” lebih tepatnya, Dinyatakan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan digunakannya bahasa indonesia dalam bulir-bilir Sumpah Pemuda. Yang bunyinya sebagai berikut :
“Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa satoe, Bangsa Indonesia Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.”
b. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara lain yang terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara persemakmurannya. Contohnya saja India, Malaysia, dll yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.
c. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam media komunikasi. Misalnya saja Buku, Koran, Acara pertelevisian, Siaran Radio, Website, dll. Karena Indonesia adalah negara yang memiliki beragam bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal ini juga berkaitan dengan Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.

d. Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.


2. Bahasa Negara

Bahasa Negara adalah bahasa yang digunakan dalam administrasi Negara baik secara lisan maupun tulisan. Posisi bahasa Negara ini dapat dilihat pemakaiannya dalam pemerintahan secara resmi. Penulisan surat kelakuan baik, pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) adalah bukti tertulis bahasa Negara dalam pidato resmi Presiden RI di hadapan Sidang DPR/MPR dan pidato kenegaraan lainnya adalah contoh bukti bahasa Negara secara lisan. Dalam aktifitas kenegaraan, bahasa Negara mempunyai empat fungsi, yaitu:
1)  Bahasa resmi kenegaraan
2)  Bahasa pengantar resmi di sekolah dan universitas,
3)  Bahas resmi tingkat nasional dalam kepentingan perencanaan dan pelaksanaan     pembangunan Indonesia,
4)  Bahasa resmi kebudayaan dalam pengembangan kebudayaan, ilmu, teknologi dan komunikasi di Indonesia.
Bahasa resmi Negara ini dikukuhkan dalam UUD 1945, pasal 36 bab XV sehingga telah memainkan perannya dalam kehidupan bernegara.


Tujuan dan Manfaat Kemahiran Bahasa

Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, maka tujuannya untuk memeberikan dasar-dasar kepada pembaca untuk memperoleh kemahiran berbahasa, baik dalam penggunaan bahasa secara lisan maupun tulisan agar mereka yang mendengar atau diajak berbicara dengan mudah memahami apa yang dimaksudkan. Bahasa yang harus digunakan adalah bahasa yang paling umum dipakai dan tidak menyalahi norma-norma umum yang berlaku.


Ragam Bahasa

Pengertian kata ragam secara umum dalam bahasa Indonesia adalah tingkah, jenis, langgam, corak dan laras. Ragam bahasa diartikan sebagai variasai bahasa menurut pemakaian yang dibedakan menurut topik pembicaraan, sikap penutur, dan media atau sarana yang digunakan. Pengertian ragam bahasa ini memperhatikan situasi yang dihadapi, masalah yang hendak disampaikan, latar belakang pendengar dan pembaca yang dituju, dan media atau sarana yang hendak digunakan.


Dasar-dasar Ragam Bahasa

Pada ragam bahasa yang paling pokok adalah seseorang itu menguasai atau mengetahui kaidah-kaidah yang ada dalam bahasa. Kerena kaidah bahasa dianggap sudah diketahui, uraian dasar-dasar ragam bahasa itu diamati melalui skala perbandingan bagian persamaan bagian perbedaan. Dasar-dasar ragam bahasa yang akan diperbandingkan itu didasarkan atas sarana ragam bahasa lisan dan ragam tulisan.


Jenis- jenis Ragam Bahasa

A. Ragam Bahasa Berdasarkan Tempat

1. Ragam Dialek

Ragam dialek adalah ragam bahasa yang dipengaruhi oleh bahasa daerah si pembicara atau ragam bahasa daerah yang ditandai oleh daerah atau kota.

B. Ragam Bahasa Berdasarkan Sarana

1. Ragam Lisan

Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan dengan sarana lisan yang ditandai oleh pengulangan intonasi, spontanitas sehingga criteria kejelasan ketepatan dan kelugasan terpenuhi oleh si penutur.

2. Ragam Tulisan

Ragam tulisan adalah variasi bahasa yang digunakan melalui sarana tulisan dan dapat diperkuat atau didukung oleh sarana visual untuk mencapai sasaran.

C. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur

a. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

b. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

D. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi

1. Ragam Baku
Ragam baku adalah ragam bahasa yang dipakai dalam forum resmi. Ragam ini bisa juga disebut ragam resmi.

2. Ragam Tidak Baku

Ragam tidak baku adalah ragam bahasa yang menyalahi kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa baku.

E. Ragam Bahasa Berdasarkan Bidang

1. Ragam Ilmu dan Teknologi
Ragam ilmu dan teknologi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam bidang keilmuan dan teknologi.

2. Ragam Sastra
Ragam satra adalah ragam bahasa yang bertujuan untuk memperoleh kepuasan estetis dengan cara penggunaan pilih jata secara cermat dengan gramatikal dan stilistil tertentu.

3. Ragam Niaga
Ragam niaga adalah ragam bahasa yang digunakan untuk menarik pihak konsumen agar dapat melakuakan tindak lanjut dalam kerjasama untuk mencari suatu keuntungan finansial.


Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Penggunaa bahasa yang baik adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Hal ini biasa berhubungan dengan nilai rasa. Seseorang mungkin saja menguasai bahasa lisan secara fasih, namun sulit menguasai bahasa tulisan dengan baik karena berbeda ragamnya. Adapun bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang ada. Bahasa yang benar harus menggunakan tata bahasa, sistem ejaan, artikulasi, dan kalimat yang sesuai dengan aturan bahasa.

Refferensi: http://jajangnuryana.blogspot.co.id/2015/04/artifungsi-dan-ragam-bahasa.html




Minggu, 03 Mei 2015

CSR Pada Perusahaaan Bank Mega

Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Mega

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik, eksistensi perusahaan tidak bisa hanya didasarkan pada mengejar profitabilitas semata. Masih ada hal yang lebih mulia untuk direalisasikan, yaitu menciptakan masyarakat yang makmur, adil, dan sejahtera. Untuk mencapai hal tersebut, Bank Mega senantiasa berupaya memaksimalkan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan/Corporate Social Responsibility (CSR).

Ada pun tujuan pelaksanaan program CSR ini bukan hanya sekedar untuk memenuhi ketentuan regulasi sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, melainkan merupakan wujud apresiasi terhadap kontribusi dan dukungan masyarakat kepada perkembangan Bank.

Secara filosofis, program-program CSR yang dilaksanakan tidak sekedar mengembalikan sebagian keuntungan kepada masyarakat. Rangkaian program ini justru lebih diarahkan untuk membangun hubungan yang harmonis dengan alam sekitar, baik komunitas mau pun lingkungan, sekaligus memberikan nilai tambah kepada semua pihak secara berkesinambungan. Sejumlah aktivitas CSR telah dijalankan oleh Bank Mega sepanjang tahun 2013 terbagi dalam beberapa program, seperti Mega Peduli, Edukasi “Ayo ke Bank”, Hibah Komputer serta Mega Berbagi. Untuk keseluruhan program ini, Bank Mega telah mengeluarkan dana mencapai kurang lebih Rp. 800.000.000,- (Delapan Ratus Juta rupiah).

Mega Peduli
Pertumbuhan dan perkembangan Bank Mega yang pesat tidak lepas dari peran serta, kepercayaan masyarakat dan dukungan semua pihak yang terkait terhadap usaha Bank Mega. Oleh karena itu sudah selayaknya sebagian keuntungan yang diperoleh Bank Mega dikembalikan lagi kepada masyarakat yang layak menerima dalam bentuk bantuan sosial melalui Kegiatan Sosial yang disebut “Mega Peduli”.

Tujuan kegiatan yang diselenggarakan setiap tahun ini adalah memupuk kepedulian dan komitmen seluruh Manajemen dan pegawai Bank Mega terhadap tanggung jawab sosial dan kemasyarakatan, khususnya terhadap masyarakat yang kurang mampu antara lain yatim piatu (Panti Asuhan), orang tua jompo (Panti Werda), tunawisma, orang cacat, korban bencana dan sebagainya yang berada di sekitar unit kerja dan / atau di sekitar kantor - kantor Cabang / Capem / Kantor Kas Bank Mega di seluruh Indonesia. Seluruh karyawan dilibatkan secara aktif dalam kegiatan ini sehingga dapat mendidik karyawan memiliki rasa sosial dan kepedulian terhadap penderitaan sesama. Bantuan disalurkan melalui Kantor Cabang / Capem / Kantor Kas Bank Mega di seluruh Indonesia

Kegiatan Sosial Mega Peduli memberikan manfaat besar terutama bagi masyarakat yang terkena dampak dari kebijakan pemerintah yang mengakibatkan naiknya harga-harga kebutuhan pokok dan melemahnya daya beli. Untuk itu, penyelenggaraan program Mega Peduli selalu mencakup pemberian bingkisan dalam bentuk barang / natura seperti beras, mie instan, kecap, minyak goreng.

Ayo ke Bank

Secara konsisten, Bank Mega juga turut berpartisipasi aktif menyukseskan program edukasi “Ayo ke Bank” yang secara khusus diarahkan pada pengembangan pengetahuan masyarakat di bidang perbankan. Program yang dicanangkan oleh Bank Indonesia ini merupakan manifestasi dari pilar keenam Arsitektur Perbankan Indonesia yang menetapkan bahwa bank-bank bertanggungjawab mendidik masyarakat mengenai dasar-dasar perbankan.
Sepanjang tahun 2013, Bank Mega sudah melaksanakan beberapa kegiatan yang terkait dengan program edukasi “Ayo ke Bank” ini. Di antaranya adalah di SD Marge, Surabaya; SD WR Supratman, Medan; dan SD Isriati Moenadi, Semarang.

Hibah Komputer

Sejalan dengan program “Ayo ke Bank” ini, Bank Mega juga melaksanakan program “Hibah Komputer” untuk sekolah-sekolah yang memang membutuhkan perangkat dasar tersebut. Meskipun bukan jenis teknologi terkini, namun komputer hibah tersebut lebihdari cukup untuk membuka wawasan para murid dan membentukmereka menjadi generasi cerdas yang siap beradaptasi dengan tuntutan zaman.
Sekolah yang telah menerima bantuan berupa 5 (lima) unit komputer dari Program “Hibah Komputer” ini adalah SMP Islam Adzkiya, Desa Cibitung Kulon - Pemijahan, Bogor.

Kegiatan Lainnya

Selain kegiatan-kegiatan sosial tersebut di atas, Bank Mega juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial jika terjadi bencana alam berskala lokal maupun nasional. Pelaksanaan donor darah bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia / PMI juga secara rutin diselenggarakan di Bank Mega. Sementara itu, untuk memanfaatkan waktu liburan sekolah, Bank Mega juga menyelenggarakan Khitanan Massal bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.

Refferensi : https://www.bankmega.com/csr.php

Senin, 27 April 2015

Budaya, Krativitas dan Inovasi

PERKEMBANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI INDONESIA DIBANDINGKAN NEGARA LAIN

PERKEMBANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI INDONESIA DIBANDINGKAN NEGARA LAIN Perkembangan teknologi jaringan komunikasi tak pernah berjalan di tempat, malah mereka berkembang dengan sangat cepat. Setiap negara pun seharusnya siap untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi ini. Dan saat ini hampir seluruh operator jaringan telekomunikasi di Indonesia bersaing untuk penerapan teknologi jaringan komunikasi 4G LTE, yang adalah teknologi jaringan internet generasi ke empat berbasis internet protocol (IP), yang membuat proses transfer data menjadi lebih lebih cepat dan stabil dari sebelumnya. Tetapi Indonesia sebenarnya cukup tertinggal tentang jaringan komunikasi, karena 4G saja masuk Indonesia baru – baru ini pengembanganya, sedangkan Negara Negara luar seperti singapur sudah mau memasuki era 5G. Kebijakan yang tak konsisten ini menyebabkan Indonesia kini tertinggal dalam layanan telekomunikasi di kawasan ASEAN serta masih menghadapi masalah kesenjangan layanan informasi dan komunikasi. Di Indonesia, jumlah pengguna Internet menurut perkiraan sebesar 1 juta orang dari sekitar 200 juta penduduk Indonesia. Angka tersebut sangatlah kecil dibandingkan dengan rasio pengguna di Amerika Serikat. Berdasarkan data yang didapat dari APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) dari 11.000 Sekolah Menengah Umum (SMU) di Indonesia, kurang dari 2% yang mempunyai sambungan ke Internet. Itu pun terkonsentrasi di wilayah Jabotabek dan kota-kota besar di Pulau Jawa. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan menjadikan Indonesia tertinggal jauh dibanding negara-negara lainnya yang telah terbiasa memanfaatkan Internet untuk pendidikan di sekolah-sekolah. Di sisi lain, memasuki abad ke-21 ini, diperkirakan kebutuhan tenaga ahli di bidang teknologi informasi akan meledak dan berbagai urusan diperkirakan hampir semuanya akan berbasiskan Internet. Menurut mentri riset dan tekhnologi (hatta rajasa), melihat hasil penelitian human indeks dari 150 negara, indonesia hanya ada di posisi ke 110. Sedangkan dari achievement technology, Indonesia menduduki nomer 61 dari 64 negara. Maka dari itu, Indonesia harus terus menerus berinovasi dan menghasilkan buah karya atau produk dari IPTEK, sehingga penanaman IPTEK terhadap anak-anak sebagai generasi penerus harus diupayakan sedini mungkin, sehingga pada masa yang akan datang Indonesia pasti akan dapat menyaingi negara-negara lainnya dalam hal teknologi. Dan baru baru ini kabel serat optic baru di pasangkan di jaringan Indonesia untuk mempercepat jaringan, padahal kabel serat optic sebenarnya sudah lama dipakai Negara-negara luar. Refferensi : http://luar-biasa.co/perkembangan-jaringan-telekomunikasi/ http://arinurhayati.blogspot.com/2010/04/perkembangan-teknologi-komunikasi-di.html

Sejarah atau Makna Lambang Telkomsel

             ~ Sejarah
          Telkomsel adalah operator telekomunikasi seluler GSM pertama di Indonesia dengan layanan pascabayar kartuHALO yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom Indonesia sebesar 65% dan sisanya oleh Singtel sebesar 35%. Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan GSM prabayar. Telkomsel mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar diIndonesia dengan 81,644 juta pelanggan per 31 Desember 2007 dan pangsa pasar sebesar 51% per 1 Januari 2007. Jaringan Telkomsel telah mencakup 288 jaringan roaming internasional di 155 negara pada akhir tahun 2007.

         Telkomsel telah menjadi operator seluler ketujuh di dunia yang mempunyai lebih dari 100 juta pelanggan dalam satu negara per Mei 2011. Telkomsel meluncurkan secara resmi layanan komersial mobile 4G LTE pertama di Indonesia. Layanan Telkomsel 4G LTE memiliki kecepatan data access mencapai 36 Mbps. Saat ini Telkomsel menggelar lebih dari 84.000 BTS yang menjangkau sekitar 98% wilayah populasi di Indonesia. Sebagai operator selular nomor 6 terbesar di dunia dalam hal jumlah pelanggan, Telkomsel merupakan pemimpin pasar industri telekomunikasi di Indonesia yang kini dipercaya melayani lebih dari 139 juta pelanggan pada tahun 2014. Dalam upaya memandu perkembangan industri telekomunikasi selular di Indonesia memasuki era baru layanan mobile broadband, Telkomsel secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi 3G, HSDPA, HSPA+, serta uji coba teknologi Long Term Evolution (LTE). Kini Telkomsel mengembangkan jaringan broadband di 100 kota besar di Indonesia. Untuk membantu pelayanan kebutuhan pelanggan, Telkomsel kini didukung akses call center 24 jam dan 430 pusat layanan yang tersebar di seluruh Indonesia.

      ~ Makna Logo/Lambang Telkomsel

      Lingkaran Elips Horizontal, lingkaran yang membelah heksagon tersebut melambangkan penyelenggara jasa telekomunikasi domestik (PT.Telkom). Lingkaran elips vertikal, melambangkan penyelenggaraan jasa telekomunikasi Internasional di Indonesia (PT.Telkom) sebagai salah satu “The Founding Father”. Heksagon Merah, melambangkan seluler warna merah sendiri bermakna telkomsel berani dan siap menyongsong masa depan dengan segala kemungkinan. Heksagon abu-abu kehitaman melambangkan Telkomsel selalu siap mengayomi dan terus memenuhi kebutuhan pelanggan, sedangkan warna abu-abu adalah warna logam yang berarti kesejukan, luwes, dan fleksibel. Pertemuan dua lingkaran berwarna putih di atas heksagon merah melambangkan bentuk huruf ‘t’ sebagai huruf awal telkomsel. Warna putih pada huruf ‘t’ tersebut mengandung makna keberanian, keterbukaan, dan transparansi.

            Adapun slogan PT.TELKOMSEL yaitu Begitu Dekat Begitu Nyata . Dengan demikian slogan ini diharapkan dapat menjadikan TELKOMSEL sebagai perusahaan jasa telekomunikasi bergerak yang paling banyak jumlah pelanggannya serta TELKOMSEL selalu mengutamakan kualitas dan ketersediaan kapasitas jaringan terluas serta menyediakan jasa pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya.

Sumber:



Minggu, 12 April 2015

Perubahan dan Pengembangan Organisasi

Wirausaha

Wirausaha

Wirausahawan (bahasa Inggris: entrepreneur) adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.



Mitos

Mitos-mitos tentang wirausahawan yang menyatakan wirausahawan adalah pelaku, bukan pemikir. Seringkali mereka adalah orang yang sangat metodis sehingga merencanakan tindakan mereka dengan hati-hati. Mereka dilahirkan, tidak diciptakan. EAS Adiscipline membantu untuk menghilangkan mitos ini. Seperti semua disiplin ilmu, wirausahawan memiliki model, proses, dan kasus yang memungkinkan topik untuk dipelajari.

Mereka adalah penemu, misalnya Ray Kroc, bukan ia yang menemukan waralaba makanan, tetapi ide-ide inovatifnya membuat McDonalds terkenal ke seluruh dunia.

Mereka adalah orang aneh akademik dan sosial, keyakinan bahwa pengusaha adalah akademisi dan sosialisi yang tidak berhasil akibat dari beberapa pemilik usaha yang memulai perusahaan yang sukses setelah putus sekolah atau berhenti bekerja tapi tidak lagi dipandang demikian, saat ini dipandang sebagai seorang profesional.

Orientasi wirausahawan adalah uang, uang adalah sumber daya tetapi tidak pernah menjadi tujuan akhir.

Semua membutuhkan keberuntungan, benar bila keberuntungan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat akan selalu menghasilkan keuntungan. Tapi keberuntungan terjadi ketika persiapan bertemu kesempatan.

Wirausahawan adalah pengambil risiko yang ekstrem (penjudi), sebaliknya bekerja dengan risiko yang diperhitungkan.[2] Wirausahawan bekerja paling sukses keras lewat perencanaan dan persiapan untuk meminimalkan risiko yang terlibat dalam rangka untuk lebih mengontrol nasib visi mereka.
Perbedaan

Antara wirausahawan dengan profesi lainnya: Kelebihan-kelebihan yang dimiliki, yaitu Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita. Kesempatan untuk menciptakan perubahan. Untuk mencapai potensi penuh Anda. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk usaha Anda. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang. Kekurangan yang dimiliki, yakni Ketidakpastian pendapatan, mendirikan dan menjalankan bisnis tidak memberikan jaminan akan mendapatkan cukup uang untuk bertahan hidup. 

Risiko kehilangan seluruh investasi, tingkat kegagalan bisnis kecil relatif tinggi. Jam kerja yang panjang dan bekerja keras, dun & Survei bradsheet melakukan survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya 40 jam atau lebih setiap minggu nya untuk perusahaan mereka. Kualitas hidup lebih rendah sampai bisnis didirikan.Tanggung jawab kompleks, banyak pengusaha diharuskan untuk membuat keputusan mengenai isu-isu di luar bidang ilmu. Putus asa, sangat membutuhkan dedikasi, disiplin, dan keuletan untuk mengatasinya.


Sikap

Sikap-sikap yang umum ditemui, yaitu:
Keinginan untuk preferensi tanggung jawab atas risiko yang lebih besar, wirausahawan tidak mengambil risiko secara liar melainkan memperhitungkan terlebih dahulu risiko yang akan diambil. Keyakinan akan kemampuan mereka untuk berhasil. Biasanya memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka untuk berhasil. Keinginan untuk hasil segera. Tingkat tinggi energi, lebih energik daripada rata-rata orang. Orientasi terhadap masa depan. Berorientasi pada masa depan, wirausahawan kurang peduli dengan apa yang telah mereka lakukan kemarin dibandingkan dengan apa yang akan mereka lakukan besok. Keahlian dalam pengorganisasian, tahu bagaimana menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat. Secara efektif menciptakan sinergi antara orang dan pekerjaan, sehingga memungkinkan wirausahawan untuk mewujudkan visi mereka menjadi kenyataan. Nilai prestasi atas uang.



Wirausaha Modal Kecil

Suhandi Wijaya telah memiliki jiwa wirausaha sejak muda. Pria yang sempat mengenyam pendidikan di luar negeri itu mengelola sendiri usaha penyedia peralatan sablon digital, PT Blueray Technology atau yang lebih dikenal dengan Bluerayshop. Peralatan sablon digitalnya dapat digunakan pelanggannya untuk melakukan usaha bermodal kecil. Itu sebabnya, dia memilih kalimat “Penyedia peluang usaha modal kecil untung besar” sebagai tagline perusahaan sablon digital yang dikelolanya. Suhandi merasa optimistis, bisnis yang dikerjakannya mampu memberikan profit sekaligus peluang bagi pelanggannya.

Dengan menggunakan produk-produknya, customer dapat menciptakan sejumlah produk antara lain sablonan untuk kaus, mug, pin, gantungan kunci atau juga ID card. Mereka yang ingin memulai usaha ini pun tidak perlu mengeluarkan biaya besar. Namun, hasil yang dapat diyakini mampu menciptakan keuntungan berlipat-lipat.“Banyak customer saya yang sudah merasakannya. Hanya dengan modal awal tidak lebih dari Rp1,5 juta kala itu, dia bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp50 juta,”cerita Suhandi. Namun, apa yang dijualnya bukanlah alat ajaib. Artinya, perlu usaha keras bagi mereka yang ingin mengembangkan usaha ini. Cerita serupa yang dilakukannya dalam merintis usaha penyediaan alat sablon tersebut. Setelah menyelesaikan kuliah di Negeri Paman Sam, Suhandi kembali ke Indonesia tahun 2001.

Dia pernah mencoba bekerja dengan orang lain, terutama menjadi pegawai di bidang penjualan. Namun, itu tidak membuatnya nyaman. Dia membutuhkan usaha yang bisa dijalankan dan dikembangkan sendiri dengan semangat kebebasan. Diakui, jiwa entrepreneur memang sudah mengalir dalam dirinya.“Jadi, bagi saya adalah menemukan freedom dalam usaha yang saya jalankan. Ini hanya bisa dilakukan dengan membuka usaha sendiri,”ucapnya. Suhandi kemudian memutuskan untuk merintis usaha sendiri dalam penyediaan alat tulis kantor (ATK) pada 2002. Usaha tersebut menjadi titik awal karier yang dijalaninya saat ini. Kala itu modal yang dimilikinya tergolong kecil. Dia memiliki uang tidak lebih dari Rp10 juta. Namun dengan kegigihan, dia berusaha keras membesarkan usaha yang dijalankannya.

Dengan menggunakan model usaha cash on delivery (COD), dia mampu memutar uang yang dimilikinya. Karena setiap pemesanan barang diantar maka pembayaran pun langsung dilakukan di tempat. Namun, bukan berarti usaha tersebut berjalan mulus. Berbagai pengalaman pahit pernah dialaminya. Salah satunya ketika harus mengalami kecelakaan motor saat mengantar pesanan sebuah pulpen kepada konsumennya. Dari bisnis ATK, dia mulai memiliki modal yang bisa dipakai untuk melakukan usaha lain seperti furnitur, printer, maupun komputer. Usaha Suhandi mengalami titik balik saat dia mulai berkenalan dengan sistem infus printer atau CISS pada 2002.

Sistem yang populer pada saat itu diyakini bisa mengurangi biaya cetak tanpa mengurangi kualitas hasil cetakannya. Saat itu, Suhandi mulai fokus pada bisnis printer. Suhandi pun mencoba memopulerkan sistem infus di tengah-tengah kondisi printer yang masih bersistem isi ulang atau refill. Sukses dengan bisnis printer, bermodalkan usaha-usaha sebelumnya, dia kemudian memulai bisnis sablon digital dengan mendirikan Bluerayshop pada 2003. “Saya melihat usaha ini unik. Belum banyak yang melakukannya. Kenapa tidak dijalankan,” katanya. Awalnya dia menjalani usaha ini bersama tiga temannya. Namun, karena adanya perbedaan pendapat, jadilah Suhandi melakukannya seorang diri.

Berbekal pengalaman yang telah dimiliki, dia gigih memperjuangkan usaha ini. Didukung dengan jaringan yang sudah dimilikinya, dia mulai menawarkan kepada klien yang memang telah dikenalnya. Pelanggan Suhandi semakin bertambah setelah dia memanfaatkan jaringan bisnis secara online dan juga jaringan pertemanan sosial. Pria kelahiran tahun 1979 itu memahami sekali betapa besarnya jaringan yang bisa didapat melalui sistem online. Meskipun awalnya dia harus melakukan sendiri berbagai aktivitas yang bisa dikatakan remeh seperti menjawab email, mengurusi jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, hingga Yahoo Messenger (YM). Hampir setiap malam dia harus menjawab 100 email yang diterimanya. Tapi, lagi-lagi itu dilakukan untuk mendapatkan totalitas dalam usaha. Kini,dia telah memiliki dua kantor di daerah Mangga Dua untuk menjalankan bisnisnya.

Penghasilannya pun sudah berlipat dibandingkan usaha sebelumnya. Setiap bulan dia mampu menjual berbagai paket mesin sablon digital seharga Rp1 - 30 juta kepada 100–200 pelanggan. Artinya, omzet yang dimiliki sudah melebihi ratusan juta rupiah.

Baca artikel tentang BISNIS SAMPINGAN lainnya hanya di www.SampinganBisnis.com

Refferensi :

http://peluangusahamodalkecil.weebly.com/contoh-pengusaha-sukses-dari-bisnis-kecil-berlaba-besar.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Wirausahawan